Sabtu, 27 April 2013

Sejarah Fotografi Di Indonesia




Hari gini siapa sih yang nggak punya handphone? Pasti dicap anak yang nggak gaul. Apalagi sekarang sudah semakin berkembang handphone yang menawarkan fungsinya selain fungsi utamanya yaitu SMS dan Telepon. Sekarang fitur-fitur di Handphone sudah semakin beragam, mulai dari Browsing, Social Media, Games, Chatting, dan Fotografi. Fotografi?? Ya fotografi, Banyak loh aplikasi “Edit Foto” yang beredar luas di Smartphone yang kita pegang saat ini. Jika dulu warna pada foto hanya Hitam Putih saja, sekarang dengan aplikasi tersebut kita bisa merubah warana foto kita menjadi beragam sesuai dengan apa yang kita mau. Tinggalkan sejenak aplikasi untuk mengedit foto, sekarang saya ingin membahas sejarah dari fotografi itu sendiri.

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis atau menulis.) adalah proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Sejarah fotografi di  Indonesia, penggunaan kamera pertama kali yang tercatat dalam sejarah belum jelas kapan. Tapi catatan sejarah menunjukkan seorang dari Eropa yang bernama Adolf Schaeffer datang ke Batavia dengan membawa kamera dengan lembaran peraknya. Tugasnya saat itu adalah membuat inventarisasi bergambar mengenai arca Hindu-Jawa.

Bagi Schaeffer, pekerjaan yang ditawarkan pemerintah kolonial tersebut bukan satu-satunya hal yang diabadikannya. Gambaran kehidupan di Jawa dan luar Jawa pun menjadi obyek menarik untuk diabadikannya. Gambar-gambar ini kemudian dijadikan pemerintah Belanda untuk memberikan gambaran mengenai negara yang jauh kepada masyarakat Negeri Belanda. Karya foto yang khas pada waktu itu adalah pemotretan Gusti Ngurah Ktut Jelantik, Raja Buleleng bersama putri dan pengawalnya.

Foto Borobudur yang ada di sebelah merupakan karya Adolf Schaeffer. Foto hasil order pemerintah kolonial ini diambil persisnya tahun 1844. Hasil gambar ini jugalah yang menjadi tonggak sejarah fotografi di Indonesia karena gambar di sebelah merupakan foto pertama yang diabadikan dengan kamera modern. 

Selanjutnya, pemerintah Belanda mulai memberi tempat khusus pada dunia fotografi di wilayah jajahannya teriutama di Indonesia. Untuk menujukkan keseriusannya didrikanlah Studio pertama yang dibuka di Batavia waktu itu bernama “Woodbury & Page” di Jalan Merdeka Selatan Jakarta (sekarang). Setelah itu semakin banyak juru foto yang bekerja pada pemerintahan kolonial.

Setelah itu dunia fotografi terus berkembang di bawah bayang-bayang kekuasaan kolonial. Pada Awal abad XX, Kassian Chepas menjadi satu-satunya juru foto lokal yang juga masih keturunan Jawa-Belanda. Karya fenomenal Chepas adalah foto-foto yang menggambarkan kehidupan di dalam tembok keraton, yang satu atau dua abad yang lalu menampakkan kemegahan dan kekuasaannya. Meski demikian kehidupan di keraton saat itu tetap terlihat sepi dan tunduk pada peraturan-peraturan kolonial.

Meski lahir pada jaman penjajahan, harus diakui bahwa hasil fotografi saat itu telah berhasil memberi gambaran Indonesia pada jamannya. Infomasi mengenai Hindia Belanda ini yang paling lengkap sekarang tersimpan di KIT (Konijnklijk Instituut voor de Troyen) di Amsterdam. Koleksi besar terdiri dari puluhan ribu obyek bersejarang semuanya dari bekas Hindia Belanda. Sebagian koleksinya sudah dikirim ke Badan Arsip Nasional RI di Jakarta.

Sumber:




Pengaruh Variabel Makro Terhadap Perekonomian Suatu Negara



Ekonomi makro Indonesia adalah suatu sistem yang mempelajari tentang perubahan ekonomi di indonesia yang membawa pengaruh besar terhadap masyarakat, pasar, dan juga perusahaan. Dengan kata lain ekonomi makro indonesia adalah sistem yang melakukan analisa mengenai segala bentuk perubahaan kondisi ekonomi indonesia untuk mencapai hasil analisa terbaik. Bentuk perubahaan ekonomi yang dimaksudkan meliputi tentang pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, dan kestabilitasan harga, serta tercapai atau tidaknya kesimbangan neraca yang dilakukan secara berkesinambungan.

Tiga Variabel dalam Ekonomi Mikro :

1.    Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah merupakan suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain.  Nlai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing. Merosotnya niai tukar rupiah berarti menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional. Semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai tukar domestik semakin melemah terhadap mata uang asing. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal menjadi berkurang.

2.    Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga adalah suatu variabel makro yang menunjukkan perubahan dari waktu ke waktu, tidak bersifat konstan. Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik dari investor domestik maupun investor asing. Apabia dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahanan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing.

3.    Inflasi
Inflasi merupakan meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan dari beberapa faktor antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi, dan ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan dan terjadinya proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling mempengaruhi.

Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Bunga dan Inflasi mempegaruhi Konsumsi Privat, Pengeluaran Pemerintah, Impor dan Ekspor serta Investasi. Semakin membaik atau tidaknya permintaan agregat tergantung semakin baik atau tidaknya variabel diatas.  
Variabel-variabel makro ekonomi yang berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia, yaitu :
1.    Konsumsi
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.

2.    Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah adalah anggaran dana yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk keperluan negara ataupun daerah. Adapun APBN dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk belanja dan pengeluaran untuk pembiayaan. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah adalah jumlah penduduk. Pertumbuhan pengeluaran rutin secara signifikan dipengaruhi oleh investasi swasta, jumlah penduduk dna pertumbuhan ekonomi. Sedangkan faktor yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan pengeluaran pembangunan juga jumlah penduduk. Jumlah penduduk merupakan faktor yang paling besar mempengaruhi pengeluaran pemerintah terutama terhadap pengeluaran pembangunan.

3.    Impor dan Ekspor
Ekspor-impor merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Investasi dalam berbagai bentuknya memberikan banyak pengaruh kepada perekonomian karena terciptanya investasi akan membawa pada kegiatan ekonomi tertentu. Untuk meningkatkan impor dan ekspor maka pemerintah dan masyarakat harus menaruh perhatian penuh pada potensi-potensi daerah untuk kemajuan ekspor dan barang-barang komoditi ekspor maupun impor.

4.    Investasi
Investasi adalah pembelian alat-alat modal, persediaan dagang, dan struktur usaha, termasuk pembelian rumah baru untuk rumah tangga. Investasi dihubungkan dengan sektor bisnis yang ditambahkan kepada persediaan modal fisik. Investasi swasta adalah output dari perusahaan yang disimpan untuk perusahaan itu sendiri.


Referensi




Jumat, 26 April 2013

Andai Aku Jadi Menteri Perekonomian




Jika kita melihat tayangan di salah satu acara stasiun TV swasta tentang ketertinggalan suatu daerah di Indonesia, miris rasanya. Akses untuk jalan ke desa tersebut saja sulit, apalagi akses mereka untuk menjual hasil pertanian atau perkebunan mereka, padahal untuk mencukupi kehidupan sehari-hari mereka harus bekerja atau menjual hasil pertanian mereka. Saya salut dengan usaha anak-anak disana untuk menempuh pendidikan, mereka rela berjalan kaki puluhan kilo meter demi mendapatkan pengajaran dan pendidikan dari guru mereka. Itu hanya salah satu contoh nyata dari kehidupan tertinggal di salah satu daerah Indonesia. Dari contoh itu saja, sudah tercipta “PR” untuk para pejabat dan para menteri. Mereka hanya memfokuskan pembangunan di Ibu Kota saja, sedangkan di daerah-daerah seakan terlupakan. Seandainya saya menjadi menteri untuk perekonomian Indonesia, hal yang pertama saya lakukan adalah mendata daerah-daerah mana saja yang masih tertinggal. Sedikit demi sedikit daerah tersebut akan dibangun sesuai dengan kebutuhannya, lalu diberi pelatihan atau keterampilan agar mereka tidak hanya mengandalan hasil dari pertanian saja. Tidak hanya itu, yang terpenting adalah membangun akses jalan. Sejauh ini yang saya ketahui, para petani kesulitan untuk menjual hasil panen mereka ke pasar karena sulitnya akes jalan yang ditempuh untuk mencapai ke pasar, akibatnya mereka menjual hasil pertanian tersebut ke tengkulak dengan harga yang tidak seberapa dengan keringat yang telah mereka kucurkan.
Memang tidak semudah membalikan telapak tangan untuk melakukan hal tersebut, berikut solusi yang saya ambil untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi di Indonesia:

1.    Tingginya Jumlah Pengangguran.
Dari tahun ke tahun masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Banyak pengangguran yang tidak mempunyai skill.. Solusinya yaitu memberikan pendidikan tentang berwirausaha, dengan semakin banyaknya orang yang berwirausaha, maka akan semakin banyak pula tenaga kerja yang akan diserap.

2.    Tingginya Biaya Produksi
Di dunia industri di negara kita ini selain biaya produksi cukup tinggi, banyak biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Terdapat banyak pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-akhir ini dilakukan dengan terang-terangan. Hal ini yang juga akhirnya menjadikan biaya produksi semakin meningkat. Sebaiknya di setiap industri, kita berikan beberapa orang pengawas untuk mengawasi jalannya industri agar tidak terjadi pungutan liar dan memberi hukuman yang pantas bagi orang yang melakukan pungli tersebut.

3.    Kesenjangan Penghasilan
Kesenjangan penghasilan pasti selalu ada, hal ini dikarenakan dari kebijakan para manajemen suatu Perusahaan. Langkah yang harus dilakukan adalah dengan menetapkan kebijakan upah minimal di negara Indonesia dan menindaklanjuti para instansi yang melanggar kebikan yang dibuat.

4.    Kebijakan Impor
Output pertanian kita sampai sekarang masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Ini merupakan salah satu masalah perekonomian di Indonesia yang cukup mengganjal, kenapa? Karena negara kita sendiri merupakan negara yang agraris, mengapa untuk beras saja masih perlu impor dari luar? Solusi yang saya tempuhl adalah dengan memberikan pinjaman dana dengan bunga ringan untuk petani dan lahan untuk pertanian dan dengan pengawasan ke tingkat distribusi, seperti tengkulak dan penadah agar tidak ada permainan harga yang menyebabkan kenaikan tingkat harga yang disebabkan kecurangan tersebut.

Itulah hal-hal yang akan saya atasi jika saya menjadi seorang menteri perekonomian, ingatlah menjadi seorang menteri perekonomian tidak lah mudah. Kita harus mengatasi berbagai masalah yang ada di negara kita untuk mencapai negara yang lebih baik lagi dari sisi ekonominya.