Rabu, 04 Januari 2012

Sertifikat






Nina Auliana
25211175
1EB07






Bab 14

Bisnis Internasional

1.   Hakikat Bisnis Internasional
Dalam perdagangan internasional, transaksi yang dilakukan antar Negara dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor maka timbul neraca perdagangan antar negara (balance of tread). Suatu Negara dapat memiliki surplus neraca perdagangan atau devisit neraca perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran (balance of paymnets). Jika neraca pembayaran mengalami surplus, dikatakan bahwa negara mengalami pertambahan devisa. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca pembayaran dan menghadapi pengurangan devisa Negara.
Pemasaran internasional sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Busines), merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan tidak saja berupa barang tetapi dapat pula berupa jasa. Transaksi bisnis internasional semacam ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :
a.    Licencing
b.    Franchising
c.    Management Contracting
d.    Marketing in home Country by host Country
e.    Joint Venturing
f.     Multinational Coporation

Semua bentuk transaksi internasional tersebut diatas akan memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut sebagai Fee. Dalam hal itu Negara atau Home Country harus membayar sedangkan pengirim atau Host Country akan memperoleh pembayaran free tersebut.
Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dianggap sama saja, tetapi berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasional dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Pemasaran internasional menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari pada perdagangan internasional.

2.   Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional
Beberapa asalan untuk melakukan bisnis yaitu:
Spesialisasi antar bangsa-bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya maka suatu negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
-   Memanfaatkan secara maksimal kekuatan yang paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah.
- Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.

Strategi tersebut berkaitan erat dengan adanya dua buah konsep keunggulan yang dimiliki oleh suatu negara dibanding negara lain dalam bidang tertentu, yaitu:
- Keunggulan Absolut
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini dapat dicapai jika tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil.
- Keunggulan Komperatif
Konsep Keunggulan komparatif merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional, dimana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain

3.   Tahap Memasuki Bisnis Internasional
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut sebagai berikut :
a.    Ekspor Insidentil
Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
b.    Ekspor Aktif
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut pada umumnya berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.
c.    Penjualan Lisensi
Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar free atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
d.    Franchising
Perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”. Dalam hal bentuk Franchise, perusahaan yang menerima disebut sebagai “Franchisee” sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre dan sebagainya.

4.   Hambatan Memasuki Bisnis Internasional
Jika melaksanakan bisnis internasional, pasti banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestik. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kali menghambat terlaksannya bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
a.    Batasan perdagangan dan tarif bea masuk

b.    Perbedaan bahasa, sosial budaya / kultural
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali menjadi hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis sulit untuk dapat berlangsung dengan lancar. Hambatan bahasa saat ini semakin berkurang karena adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris.
Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya pemberian warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan.

c.    Hambatan politik, hukum, dan perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional.

d.    Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yaitu transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.

5.   Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara internasional atau melakukan operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations (MNC). Setiap Negara akan terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini terjadi karena dengan cara yang sangat cepat kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di dunia ini seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi.
Timbul kecenderungan bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara Negara. Kesamaan ini yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional. Selanjutnya, perusahaan mencoba untuk mencari tempat untuk memproduksi barang dan memasarkannya ke dunia, sehingga akan lebih ekonomis dan kompetitif.



Nina Auliana
25211175
1EB07

Bab 13

Tanggung Jawab Sosial suatu Bisnis

1.   Benturan dengan Kepentingan Masyarakat
Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini terjadi kerap kali karena perusahaan menimbulkan polusi (udara, air, limbah, suara bahkan mental kejiwaan)
Klasifikasi aspek pendorong tanggung jawab sosial
Hal-hal pendorong tanggung jawab sosial:
a.    Dorongan dari pihak luar (lingkungan masyarakat)
b.    Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri (sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur)

2.   Dorongan Tanggung Jawab Sosial
Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis sebagai berikut :
1.    Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, birokratik, dan otoriter. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar (pelanggan, masyarakat umum)
Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan:
a.      Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan kerja produktivitas kerja.
b.     Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen partisipatif.
c.      Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
d.     Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa kepercayaan diri karyawan.
e.      Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perushaan.

2.    Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri perkayuan, perburuan kulit buaya yang diperuntukkan industri kerajinan kulit.
3.    Penghematan Energi
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batu bara, minyak dan gas telah banyak terjadi. Yang dapat disebut dengan sumber energi alternatif diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, angin, air serta laut.
4.    Partisipasi Pembangunan Bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan karena akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.
5.    Gerakan Konsumerisme
Awal perkembangannya tahun 1960-an dinegara barat yang berhasil memberlakukan undang-undang perlindungan konsumen yang meliputi beragam aspek mulai dari perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian ijin lisensi bagi para petugas reparasi alat rumah tangga.

3.   Etika Bisnis
a.    Hubungan antara bisnis dengan konsumen
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui.
b.    Hubungan dengan karyawan
Meliputi penerimaan, latihan, promosi, transfer, maupun pemberhentian.
c.    Hubungan Antar Bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur, grosir, maupun distributor.
d.    Hubungan dengan Investor
Pemberian informasi yang benar antar investor.
e.    Hubungan dengan Lembaga Keuangan
Merupakan hubungan yang bersifat finansial, berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan.

4.   Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial suatu Bisnis
Beberapa bentuk dari pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia, sebagai berikut:
1.    Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila.
2.    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
3.    Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja
4.    Perkebunan Inti rakyat
5.    Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat


Nina Auliana
25211175
1EB07

Bab 12

Teknik Analisis Meramalkan Kas Perusahaan

1.   Keuangan Perusahaan
Perusahaan Keuangan merupakan lembaga yang melaksanakan fungsi utama, menyalurkan dana dari yang berlebih kepada mereka yang kekurangan dana. Adapun jenis-jenis perusahaan keuangan adalah sebagai berikut:
a.    Bank Komersial (Commercial Banks): lembaga simpanan yang memiliki asset utama berupa pinjaman dan kewajiban utama lain yaitu tabungan (deposits).
b.    Thrifts: lembaga simpanan dalam bentuk tabungan atau pinjaman, savings banks dan credit unions.
c.    Perusahaan asuransi: lembaga keuangan yang menjaga individu dan perusahaan (policy holders)  dari kejadian yang buruk.
d.    Perusahaan sekuritas dan bank investasi: lembaga keuangan yang menjamin sekuritas dan terlibat dalam kegiatan sehubungan seperti broker surat berharga, jual beli surat berharga, dan menghasilkan pasar dimana surat berharga diperdagangkan.
e.    Perusahaan Pembiayaan (Finance companies): Lembaga penghubung keuangan yang memberi pinjaman kepada individu dan bisnis.
f.     Reksa dana (Mutual Funds): lembaga keuangan  yang menawarkan rencana simpanan dimana dana milik partisipan mengakumulasi tabungan selama tahun bekerja mereka sebelum diambil selama tahun penisun mereka.

2.   Estimasi Penjualan
Estimasi Penjualan adalah ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan. Penyusunan perencanaan keuangan apabila  disajikan dengan benar, maka informasi tersebut akan berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang dilakukan. Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak manajemen perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3.   Estimasi Produksi
Anggaran produksi adalah anggaran penjualan yang disesuaikan terhadap perubahan persediaan.

4.   Upah Langsung
Upah langsung merupakan upah yang diberikan secara langsung kepada pekerja.

5.   Estimasi Beban Fabrikase
Estimasi Fabrikase merupakan estimasi yang menjelaskan tentang beban pabrikase.

6.   Estimasi Harga Pokok Penjualan
Ringkasan dari anggaran produksi dengan memperhatikan tingkat persediaan akhir. Data yang diperlukan yaitu :
a.    Data yang telah dihitung dalam anggaran produksi, anggaran bahan langsung, anggaran overhead
b.    Anggaran tenaga langsung Keakuratan datanya dipengaruhi data dalam anggaran yang lain.

7.   Estimasi Beban Penjualan
Estimasi Beban Penjualan adalah beban penjual karena terdapat beberapa faktor yang membuat perusahaan atau si penjual oleh pihak-pihak tertentu.

8.   Estimasi Beban Administrasi
Beban administrasi perusahaan yang fokus dari kepentingan politik pada saat ini. Badan Penelitian Estimasi total biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara.
Penyebab utama dari ukuran biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara adalah :
a. Tingginya jumlah pekerja pekerjaan sementara dan tingginya laju perubahan pada pekerja pekerjaan sementara (rata-rata tahunan: 1,3 juta pendaftaran, 1,1 juta penempatan dan 15,6 juta pembayaran remunerasi)
b.  Perubahan undang-undang banyak dan perubahan kecil yang menghadapi sektor pekerjaan sementara
c.  Penerapan sistem pembayaran remunerasi mingguan (bukan bulanan atau per 4 minggu), yang melekat pada penggunaan pekerja flex.

9.   Estimasi Beban Laba Rugi
Estimasi Laba Rugi adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, yaitu meliputi:
a. Laba merupakan kenaikan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari pendapatan operasional perusahaan.
b. Rugi yaitu merupakan penurunan modal saham yang diakibatkan dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu.

10. Estimasi Kas
Estimasi Kas adalah laporan keuangan yang menunjukan berapa uang yang di punyai oleh perusahaan itu, karena dengan adanya kas perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada, apakah perusahan tersebut memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan memperoleh penurunan kas. Atau secara lebih sederhana dapat disimpulkan estimasi kas merupakan kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan.


Nina Auliana
25211175
1EB07

Bab 11

Akuntansi dan Laporan

1.   Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing, accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

2.   Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer/manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

3.   Pihak-pihak yang berkepentingan
a.    Para pemilik dan calon pemilik perusahaan
Para pemilik dan calon pemilik perusahaan berkepentingan untuk mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
b.    Pengelola Perusahaan
Para pengelola perusahaan ini adalah para manajer, jajaran direksi. Bagi pengelola perusahaan akuntansi digunakan untuk berbagai tujuan. Diantaranya informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan interpretasi dalam melakukan evaluasi atas kegiatan dan pencapaian hasil yang direncanakan perusahaan.
c.    Karyawan Perusahaan
Karyawan perusahaan sebenarnya sangat berkepentingan untuk mendapatkan informasi keuangan perusahaan. Hal ini dihubungkan dengan hak-hak pegawai dalam bidang penggajian, gratifikasi ataupun bonus (jasa produksi) serta perangsang sosial lainnya dari perusahaan untuk tujuan kesejahteraan perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pengabdian pegawai pada perusahaan.
d.    Investor
Para investor luar yang bermaksud menginvestasikan modalnya ke dalam suatu perusahaan, untuk keamanan pelaksanaan investasinya harus terlebih dahulu mengetahui kemampuan perusahaan yang bersangkutan agar jangan sampai dananya terbuang sia-sia.
e.    Kreditor
Para kreditor seperti bank pemberi kredit, sangat memerlukan laporan keuangan perusahaan yang akan diberikan kredit untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan keputusan penetapan pemberian kredit.
f.     Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan dalam menilai maju mundurnya perusahaan yang ada di negaranya, misalnya saja untuk menentukan kebijaksanaan sumber penerimaan negara dari sektor pajak atau menentukan kebijaksanaan lain yang berkaitan dengan pemberian fasilitas tertentu dari pemerintah.
g.    Rekanan
Yang dimaksud dengan rekanan perusahaan di sini ialah perusahaan-perusahaan lain yang diajak kerja sama dalam suatu kegiatan atau proyek-proyek pekerjaan tertentu yang sifatnya bekerja sama untuk saling mendukung dalam penyelesaian kegiatan yang digarap bersama.

4.   Prinsip Akuntansi
Prinsip Akuntansi Indonesia disusun oleh  Ikatan Akuntan Indonesia, didalamnya disebutkan bahwa maksud laporan akuntansi diantaranya adalah :
a.    Perusahaan dipisahkan dengan pemilik dan usaha lainnya, maksudnya akuntansi membedakan asset yang menjadi asset usaha dan asset pribadi pemilik usaha.
b.    Memenuhi keperluan akan informasi, dimana informasi yang dihasilkan akuntansi mempunyai tujuan jelas. Sistem akuntansi suatu perusahaan tidak sama dengan sistem akuntansi perusahaan lainnya, karena setiap perusahaan mempunyai kebutuhan berbeda sesuai dengan jenis usahanya.
c.    Mampu memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan agar user/manajemen dapat mengambil keputusan bisnis dan memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya sehingga membantu user/manajemen dapat menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba.
d.    Mampu menyajikan informasi mengenai perubahan-perubahan harta dan kewajiban serta informasi lainnya yang diperlukan yang diperlukan sehingga informasi itu :
-      Bermutu
-      Relevan
-      Jelas dan dapat dimengerti
-      Dapat diuji
-      Dapat dibandingkan Lengkap dan Netral

5.   Pengertian Laporan Keuangan
Laporan  keuangan  adalah  sekumpulan  informasi  keuangan  perusahaan dalam suatu  periode  tertentu  yang  disajikan  dalam  bentuk  laporan sistematis  yang  mudah dibaca dan dipahami oleh semua pihak yang membutuhkan.

6.   Isi Laporan Keuangan
Isi laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a.    Neraca
b.    Laporan Laba Rugi
c.    Laporan Perubahan Ekuitas
d.    Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
e.    Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

7.   Bentuk Neraca
Neraca adalah laporan secara sistematis yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan meliputi Assets (harta), Liabilities (hutang) dan Capital (modal). Bentuk neraca  harus memenuhi persamaan akuntansi  dan umumnya bebentuk:
a.    Staffel (Report Form). Bentuk staffel sering disebut dengan bentuk laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal di bagian bawahnya.

b.    Scontro (T-Account Form). Bentuk skontro, artinya menyusun harta pada sisi kiri dan utang pada sisi kanan atau sebelah menyebelah. Neraca umumnya dibuat pada akhir periode akuntansi (akhir tahun) dan akhir periode (bulanan) dan dalam sistem akuntansi komputer neraca dapat dususun setiap saat bila diperlukan dan metode akuntansi perpetual memungkinkan neraca dapat divisual setiap saat.




8.   Laporan Laba Rugi
a.    Multiple Step. Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.
b.    Single Step. Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa




9.   Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK, tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yg telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yg dipercayakan kepadanya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan meliputi:
a.    Aktiva
b.    Kewajiban
c.    Ekuitas
d.    Pendapatan dan beban termasuk keuntungan
e.    Arus kas


Nina Auliana
2521175
1EB07

Minggu, 01 Januari 2012

Bab 6

PEMASARAN

  1. Pengertian Pasar dan Pemasaran
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli, atau daerah, tempat, wilayah, area yang mengandung kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu dan menetapkan harga.
Pemasaran adalah proses perpindahan barang atau jasa dari produsen ke konsumen atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

2.   Jenis-jenis Pasar

a.    Pasar Konsumsi
Pasar Konsumsi menjual barang-barang untuk keperluan konsumsi. Misalnya menjual beras, sandal, lukisan, dll. Contohnya adalah Pasar Mergan di Malang, Pasar Kramat Jati, dll.

b.    Pasar Faktor Produksi
Pasar Faktor Produksi menjual barang-barang untuk keperluan produksi. Misalnya menjual mesin-mesin untuk memproduksi, lahan untuk pabrik, dll.

c.    Pasar tradisional 
merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Jogja, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang

d.    Pasar modern 
Tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.

3.   Konsep Inti Pemasaran
           a.    Kebutuhan
        b.  Keinginan
c.    Permintaan
d.    Produk
e.    Pertukaran
f.     Transaksi
g.    Pasar

4.   Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankanpertukaran yang bermanfaat dengan pembeli untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Keadaan permintaan dan tugas pasar
a.    Negative demand (permintaan negatif)
b.    No demand (tidak ada permintaan)
c.    Latent demand (permintaan terpendam)
d.    Falling demand (permintaan menurun)
e.    Irregular demand (permintaan tidak beraturan)
f.     Full demand (permintaan penuh)
g.    Overfull demand (permintaan berlebihan)
h.    Unwholesome demand (permintaan yang tidak sehat)

Falsafah manajemen pemasaran
a.    Konsep produksi
Manajemen perlu berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Karena konsep ini merupakan alternatif bila menghadapi situasi seperti, permintaan melibihi pasokan yang dimiliki dan bila biaya tinggi maka produksi perlu diturunkan sambil malkukan produktifitas.
b.    Konsep produk
Konsep berpegang teguh pada anggapan bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu, penampilan, maupun keistimewaan dibandingkan produk sejenis.
c.    Konsep penjualan
Konsep ini beranggapan bahwa konsumen tidak akan membeli produk jika organisasi tidak melakukan usaha-usaha promosi dan penjualan. Konsep penjualan biasanya diterapkan kepada produk yang umum nya kurang begitu diminati.
d.    Konsep pemasaran
Menurut konsep ini, kunci untuk mencapai keberhasilan sasaran organisasi adalah kejelian dalam menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, serta mengupayakan pemenuhan kepuasan ketimbang dengan apa yang dilakukan pesaing.
e.    Konsep pemasaran kemasyarakatan
Tugas organisasi berhubungan dengan penentuan kebutuhan, keinginan, serta minat pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang lebih efisien dan efektif daripada pesaing.

5.   Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Berikut adalah 4 kebijaksanaan pemasaran yang disebut konsep 4 P :
a.    Product (Produk)
Produk harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, agar pemasaran produk berhasil. Pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan atau selera pasar.
b.    Price (harga)
Untuk sebagian besar masyarakat, harga dianggap sebagai penentu dalam keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa. Karena itu, penentuan harga merupakan salah satu keputusan penting bagi manajemen perusahaan. Harga yang ditetapkan harus menutup semua biaya yang telah dikeluarkan untuk produksi ditambah besarnya presentase laba yang diinginkan.
c.    Place (saluran distribusi)
Saluran distribusi digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke tangan konsumen. Kesalahan dalam menentukan jumlah penyalur akan membuat masalah bagi perusahaan. Bila jumlah penyalur sedikit, akan menyebabkan penyebaran produk kurang luas, sedangkan jika terlalu banyak akan menyebabkan pemborosan waktu, perhatian dan biaya.
d.    Promotion (promosi)
Promosi merupakan kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Kegiatan dalam promosi umumnya adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan, pemasaran langsung, serta hubungan masyarakat dan publisitas.

6.   Tujuan Sistem Pemasaran
a.    Memaksimalkan kosumsi
b.    Memaksimalkan kepuasan konsumen
c.    Memaksimalkan pilihan
d.    Memaksimalkan kualitas hidup

7.   Pendekatan dalam mempelajari pemasaran
Pemasaran dapat dipelajari dengan beberapa pendekatan, yaitu :
a.    Commodity Approach (pendekatan serba barang)
Pendekatan yang melibatkan studi tentang bagaimana produk tertentu berpindah dari produsen ke konsumen.
b.    Institutional Approach (pendekatan institusi)
Mempelajari pemasaran dari segi organisasi atau lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran.
c.    Functional Approach (pendekatan fungsiona)
Jumlah dan macam fungsi ini tergantung pada macam produk dan kebiasaan dalam perdagangan.
d.    Managerial Approach (pendekatan manajerial)
Pendekatan ini mempelajari pemasaran berdasarkan pendapat manajer serta keputusan yang diambilnya.
e.    Sosial Approach (pendekatan sosial)
Pendekatan ini memberi perhatian pada kontribusi sosial dan biaya yang timbul akibat aktivitas pemasaran, seperti efisiensi pasar, maupun kebenaran iklan.



Nina Auliana
25211175
1EB07