Rabu, 01 Juli 2015

PENETAPAN HARGA TRANSFER



Harga transfer adalah harga produk atau jasa yang ditransfer kepada suatu pusat pertanggungjawaban di dalam suatu perusahaan yang menggunakan produk atau jasa dari pusat pertanggungjawaban lainnya dalam suatu perusahaan jika dua atau lebih pusat laba bertanggungjawab bersama atas pengembangan, pembuatan dan pemasaran suatu produk, maka masing-masing harus membagi pendapatan yang dihasilkan ketika produk tersebut terjual.
Secara umum harga transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode berikut ini:
1.      Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.

2.      Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).

3.      Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.

Permasalahan Harga Transfer
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan 2 unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting. Untuk terciptanya harga transfer diperlukan beberapa syarat. Syarat-syarat tersebut adalah:
1.      Sistem harus dapat memberikan informasi yang relevan yang dibutuhkan oleh suatu pusat laba untuk dapat menentukan trade-off yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2.      Laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan baik pengaturan trade-off antara biaya-pendapatan yang telah ditetapkan. Setiap pusat laba harus dapat memaksimalkan laba perusahaan dengan jalan memaksimalkan laba divisinya.
3.      Tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing-masing pusat laba harus dapat mencerminkan besarnya kontribusi laba dari masing-masing pusat laba terhadap laba perusahaan secara keseluruhan.

Pertanyaan
1.      Metode penentuan harga transaksi wajar yang dapat diterima adalah…
a.       Tarif
b.      Metode penentuan harga tidak terkontrol yang sebanding
c.       Risiko lingkungan
d.      Faktor daya saing
Jawaban: B
2.      Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya karena melibatkan 2 unit yaitu
a.       Unit Pembeli dan Penjual
b.      Unit Pemasok dan Penjual
c.       Unit Distributor dan Pemasok
d.      Unit Pemasok dan Distributor
Jawaban : A
3.      Kekurangan Harga Transfer Berdasarkan Biaya adalah..
a.       penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk
b.      pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi
c.       divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal
d.      tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Jawaban: B
4.      Harga produk atau jasa yang ditransfer kepada suatu pusat pertanggungjawaban di dalam suatu perusahaan yang menggunakan produk atau jasa dari pusat pertanggungjawaban lainnya dalam suatu perusahaan, adalah pengertian dari
a.       Penentuan Harga Pokok
b.      Harga bersaing
c.       Harga Penetapan
d.      Harga Transfer
Jawaban: D
5.      Ada tiga metode harga transfer, kecuali
a.       Harga Pasar
b.      Harga Transfer
c.       Harga Negosiasi
d.      Harga Biaya
Jawaban: B

MANAJEMEN KAS



Definisi manajemen kas pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Yang berarti tidak boleh terjadi kegagalan pemakaian dan pengawasan terhadap posisi kas. Perusahaan membutuhkan kas untuk membiayai operasi perusahaan, misalnya membeli barang dan jasa, membayar gaji karyawan, membayar utang, dan membayar dividen kepada pemilik (distribusi).

Kas juga perlu dikelola secara efektif untuk menjaga kesehatan perusahaan. Diperlukan Kas untuk menggerakan usaha perusahaan. Manajemen kas yang efektif meliputi pembuatan rencana yang baik untuk menjaga keseimbangan antara risiko dan profitabilitas. Manajemen sering menghadapi dilema dalam pengelolaan kas. Manajemen harus bisa menghindari jumlah kas yang terlalu kecil dalam perusahaan, agar dapat meminimumkan risiko insolvensi (risk of insolvency), di sisi lain manajemen dituntut melakukan investasi. Manajemen harus menghindarkan jumlah kas yang terlalu besar, sebab kas yang terlalu besar tidak akan memberikan kontribusi keuntungan kepada perusahaan.

Motif Utama Manajemen Kas
Terdapat tiga motif utama seseorang atau perusahaan dalam memegang uang kas :
1.   Motif transaksi, kas diperlukan untuk memenuhi pembayaranpembayaran yang timbul dari kegiatan-kegiatan bisnis sehari hari
2.  Motif berjaga-jaga, kas diperlukan untuk berjaga-jaga apabila terjadi kebutuhan pembayaran kas yang tak terduga
3.   Motif spekulasi, kas diperlukan untuk melakukan transaksi spekulasi agar mendapat keuntungan jika ada peluang jangka pendek.

Tujuan Manajemen Kas
Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal, yaitu likuiditas dan penghasilan.
1. Likuiditas
Manajemen harus secara sadar menjaga agar perusahaan selalu memiliki kemampuan membayar atau membiayai kegiatan operasinya.
2. Penghasilan
Setiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk mendapatkan kemungkinan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan.

Tips-Tips Cara Pengelolaan Kas
1.  Pengurangan waktu penagihan piutang, yaitu waktu yang diperlukan untuk prosedur penagihan diusahakan secepat mungkin.
2.   Pengurangan waktu pengumpulan kas, misalnya dengan proses otomatisasi perbankan.
3.   Pengendalian pengeluaran kas secara mudah dan tepat waktu dengan pemusatan utang dalam satu atau beberapa rekening.
4.   Membentuk prosedur operasional pembayaran kas.
5.   memperlambat pembayaran dengan PTD (Payble Trough Draft) seperti cek mundur.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Persediaan Kas
1. Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
3. Adanya hubungan financial yang baik dengan bank-bank
4. Penganggaran kas

Elemen Manajemen Kas
Pengolaan kas akan dipisahkan menjadi elemen-elemen berikut ini yang dapat mempermudah pembahasan mengenai pengelolaan kas dan menggambarkan berbagai kerja sama yang saling berhubungan :
1.   Ramalan/taksiran kas.
2.   Manajemen arus kas, yaitu pengelolaan penerimaan
3.   Dana pengeluaran kas.
4.   Investasi dana yang “ berlebihan“.
5.   Hubungan bank.
6.   Pengendalian internal (internal control).

Pertanyaan
1.   Manajemen kas yang efektif meliputi pembuatan rencana yang baik untuk menjaga keseimbangan antara...
a.       Likuiditas dan Solvabilitas
b.      Risiko dan Profitabilitas
c.       Profitabilitas dan Likuiditas
d.      Solvabilitas dan Risiko
Jawaban: B

2.      Pengolaan kas akan dipisahkan menjadi elemen-elemen, kecuali..
a.       Ramalan dan Taksiran
b.      Hubungan Bank
c.       Dana pengeluaran kas
d.      Peramalan Risiko
Jawaban: D

3.      Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan kas, kecuali
a.   Pengurangan waktu penagihan piutang, yaitu waktu yang diperlukan untuk prosedur penagihan diusahakan secepat mungkin.
b.      Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
c.       Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow
d.      Penganggaran kas
Jawaban : A

4.      Mana yang merupakan tips-tips cara pengelolaan kas?
a.       Adanya hubungan financial yang baik dengan bank-bank
b.      Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow
c.       Membentuk prosedur operasional pembayaran kas.
d.      Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
Jawaban : C

5.      Terdapat tiga motif utama seseorang atau perusahaan dalam memegang uang kas, kecuali
a.       Motif Berjaga-jaga
b.      Motif Spekulasi
c.       Motif Transaksi
d.      Motif Masa Depan
Jawaban : D